MAKALAH
SEJARAH LINGUISTIK
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Linguistik Umum
Disusun oleh:
Silvia Dewi Yasmaniar (15.3.01.0875)
Dosen pembimbing
Holik Mulyono S.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PANGERAN
DHARMA KUSUMA INDRAMAYU
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang
Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang saya ingat. Segala puji hanya layak
untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang
linguistik dengan judul
”SEJARAH LINGUISTIK”. Dalam penyusunannya, saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit pembelajaran.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata saya berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Subang, Januari 2016
Penyusun
~ i ~
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................
i
Daftar Isi........................................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang
........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
...................................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
........................................................................................................2
Bab III Penutup .............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
Daftar Pustaka
.............................................................................................................10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia di mana bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer atau hal yang
telah digunakan oleh manusia untuk bekerja sama, berkomuniasi dan
mengidentifikasi diri. Ilmu yang mengkaji tentang bahasa adalah linguistik.
Bahasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan salah satunya adalah
Bahasa Indonesia.
Di Indonesia studi linguistik mulai mendapat perhatian pada tahun
1960-an yang ditandai dengan kegiatan yang istensif terhadap studi deskriptif
dan studi teoritis. Akan tetapi pada masa itu studi historis kurang mendapat
perhatian. Karya-karya linguistis sebagian besar adalah karya deskriptif.
Sejarah kajian bahasa Indonesia berusaha memahami perkembangan konsep tentang
bahasa atau konsep tentang aspek-aspek linguistic sebagaimana dipaparkan dalam
karya-karya para peneliti linguistic. Sejarah kajian bahasa membantu memahami
apakah karya seseorang itu sesuatu yang baru sama sekali atau penerusan saja
dari tradisi yang pernah ada. Untuk mengetahui semua tentu akan diperluan
adanya kajian bidang historiografi linguistik.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
itu linguistik.
2.
Bagaimana
sejarah linguistik di dunia.
3.
Bagaimana
sejarah linguistik di Indonesia.
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dari linguistik.
2.
Mengetahui
bagaimana sejarah linguistik di dunia.
3.
Mengetahui
bagaimana sejarah linguistik di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Lingustik
Kata linguistic
berasal dari bahasa latin “lingua”
yang artinya bahasa. Menurut Kridalaksana (1993) dalam kamusnya kamus linuistik, kata linguistic di definisikan
sebagai ilmu tentang bahasa atau penyelidikan bahasa secara ilmiah. Adapun
pengertian linguistik menurut Tarigan (1986), yaitu seperangkat ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah terhadap
fenomena bahasa. Sebagai penyelidikan bahasa secara ilmiah, linguistik tidak
membedakan antara bahasa yang satu dengan yang lainnya (hasanan, 1984).
Dalam BA, linguistik disebut ilmu lughah. Pada mulanya kata ilmu lughah tidak digunakan dengan makna linguistic atau kajian bahasa. Kata ilmu lughah pertama kali digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam karyanya “Al-Muqoddimah” dan dimaksudkan
sebagai ilmu ma’ajim atau lecikology. Berikutnya kata ilmu lughah digunakan oleh Assuyuti
dalam judul bukunya “Al-Mazhar Fi
ulumi-l Lughah wa Anwa’uha”. Assuyuti pun menggunakan dengan makna lexicology. (dalam Hasanin,1984).
Secara populer orang asing menyatakan bahwa linguistic adalah ilmu tentang
bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih
tepat lagi, sepeti dikatakan Martiner (1987:19), telaah
ilmiah mengenai bahasa manusia.
Kata linguistik
berpadanan dengan linguistic dalam
bahasa inggris, linguistique
dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa belanda) diturunkan dalam
bahasa latin lingua yang berarti ‘
bahasa’.
Prancis mempunyai dua istilah, yaitu langue dan langage dengan
makna yang berbeda. Langue
berarti suatu bahasa tertentu, seperti bahasa inggris, bahasa jawa, atau bahasa
prancis. Sedangkan langage
beararti bahasa secara umum, dan parole
adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata , yang konkret, yaitu yang
berupa ujaran.
2.2 Sejarah Linguistik
2.2.1 Lingustik
Tradisional
1. Zaman Yunani Kuno (Abad ke-5 S.M)
Dengan ciri dan
dasar filsafat yang melekat erat pada pemikir-pemikir pada zaman ini. yaitu
membahas tentang asal usul bahasa yang digunakan oleh umat manusia, dan dalam
masa ini fokus kajiannya adalah sebagai berikut:
1. Pertentangan
antara Fisis dan Nomos.
Fisis yaitu alami, bahwa bahasa memiliki
hubungan dengan asal-usul sumber dalam prinsip-prinsip pribadi dan tidak dapat
diganti, sedangkan Nomos yaitu konvensi, bahwa bahasa itu diperoleh dari hasil
kebiasaan dan teradisi dan hukumnya tidaklah tetap dan bisa berubah.
2.
Pertentangan
antara Analogi dan Anomaly.
Analogi: adalah bahasa yang bersifat teratur, sedangkan
Anomali adalah bahasa yang bersifat tidak teratur.
a.
Kaum Shopis
Melakukan kerja
empiris, menggunakan ukuran tertentu, mementingkan retorika dalam studi dan
membedakan kalimat berdasarkan isi dan makna.
b.
Plato
Dalam
kajiannya, ia masih memperdebatkan analogi dan anomali, kemudian membuat
batasan bahwa bahasa adalah pernyataan pikiran manusia dengan perantara onomatha dan rhemata dan Plato jugalah yang pertama kali membedakan antara onoma dan rhema. Onoma
adalah nama (dalam bahasa sehari-hari), nomina (dalam tata bahasa), subjek.
Sedangkan Rhema adalah ucapan
(dalam bahasa sehari-hari), verba (dalam tata bahasa), predikat.
c.
Aristotales
Dalam
kajiannya, ia membagi kelas kata menjadi tiga bagian yaitu: onoma, rhema dan syndesmoy. Adapun yang dimaksud dengan
“Syndesmoy” adalah preposisi
dan konjungsi. Aristotales
juga membedakan jenis kelamin kata menjadi tiga yaitu: maskulin, feminin dan
neutrum.
d.
Kaum Staik
Mengembangkan penelitian bahasa sebagai
berikut:
1.
Membedakan
studi bahasa secara logika dan tata bahasa.
2.
Menciptakan
istilah khusus dalam tata bahasa.
3. Membagi tiga
komponen studi bahasa yaitu: tanda
(sign, symbol, semionin), makna
dan hal yang berada diluar bahasa.
4. Membedakan
antara legein (bunyi fonologi
yang bermakna) dan propheral (bunyi
bahasa yang bermakna).
5. Membagi jenis
kata menjadi empat bagian yaitu: kata benda, kata kerja, syndesmoy dan arthoron.
6. Membedakan kata
kerja menjadi kata kerja komplit dan tak komplit serta kata kerja aktif dan
pasif.
e.
Kaum Alexandrian
Menciptakan
buku dengan judul Dionysius Thrax yang
menjadi cikal bakal tata bahasa tradisional.
2.
Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman ini merupakan kelanjutan dari studi yang telah
dilakukan pada masa Yunani kuno.
a.
Varro dan “De Langua Latina”
Merupakan sebuah buku yang ditulis oleh Varro yang berisikan penjelasan
tentang:
1. Etimilogi:
mempelajari asal-usul kata beserta artinya.
2. Morfologi:
mempelajari kata dan pembentukannya, serta mempelajari deklinasi (yaitu
perubahan bentuk berdasarkan kategori, kasus, jumlah dan jenis) dan deklinasi
ini dibagi menjadi dua yaitu: naturalis dan voluntaris.
b. Institutiones Grammaticae (tata bahasa Priscia)
Buku Priscia ini
merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap dan merupakan tonggak
pembicaraan bahasa tradisional. Buku ini berisikan tentang:
1. Fonologi: membicarakan istilah Litterae (yaitu bagian terkecil bunyi
yang dapat diartikan).
2. Morfologi: membicarakan istilah Dictio (yaitu bagian minimum ujaran
yang harus diartikan terpisah dalam makna sebagai satu keseluruhan).
3.
Sintaksis:
membicarakan istilah Oratio
(yaitu tata susun kata berselaras yang menunjukkan kalimat itu selesai).
3.
Zaman Renaisans
Zaman renaisans merupakan pembukaan bagi abad pemikiran
modern dalam studi linguistik. Hal itu dikarenakan pada zaman ini banyak
sarjana yang menguasai bahasa Yunani, Ibrani, Latin, dan Arab. Selain
itu, mereka juga mengkaji, menyusun, dan membuat perbandingan terhadap
bahasa-bahasa tersebut.
4.Linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab
Penelitian dalam linguistik bahasa Ibrani dan bahasa Arab
dilakukan karena kedudukan kedua bahasa tersebut dalam agama Islam dan agama
Yahudi. Dalam studi linguistik bahasa Ibrani diterbitkan buku berjudul De
Rudimentis Hebraicis karangan Reuchlin yang membahas mengenai penggolongan kata
dalam bahasa Ibrani. Sedangkan studi linguistik bahasa Arab terbagi menjadi dua
aliran yaitu Basrah dan Kufah. Perbedaan dari kedua aliran ini adalah Basrah
mengikuti konsep analogi, yaitu bahasa merupakan sistem yang teratur atau
regular. Sedangkan kufah berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur atau
ireguler. Tokoh-tokoh yang menerbitkan karya pada zaman ini adalah Al-Khalil
bin Ahmad Al-Farahidi dengan karya Kitab al Ayn, dan Sibawaih dengan karyanya Al-Kitab.
2.2.2
Linguistik strukturalis
Linguistik strukturalis merupakan perkembangan
lanjut studi bahasa yang eksis sejak 1857 yang diprakarsai oleh Bapak
Linguistik Modern Ferdinand de Saussure. Aliran linguistik strukturalis
mendeskripsikan bahasa berdasarkan ciri khas yang dimiliki bahasa tersebut.
Selanjutnya berkembang para tokoh penerus linguistik modern yang di antaranya
berasal dari aliran Praha, aliran Glosematik, Bloomfield dan Strukturalis
Amerika.
a.
Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure (1857-1913) adalah bapak Linguistik Modern
yang mengarang Course de Linguistique Generale. Dalam buku tersebut tersimpul
empat gagasan penting sebagai berikut:
Ø Bahasa dapat ditelaah secara sinkronik,
yaitu diteliti berdasarkan kurun waktu penggunaannya pada zaman tertentu, dan
juga diakronik yaitu penelitian pada sebuah bahasa yang diteliti dari sejarah
penggunannya hingga masa kini.
Ø
Perbedaan
mengenai Langue dan Parole. Langue adalah keseluruhan sistem tanda bersifat
abstrak yang digunakan sebagai alat komunikasi verbal antar manusia. Sedangkan
parole adalah realisasi dari langue, sifatnya konkrit dan dapat diamati.
Ø Bahasa mengandung sistem tanda
linguistik yang bernama signifiant dan signifie. Signifiant adalah kesan bunyi
yang timbul dalam benak manusia, sedangkan signifie kesan makna yang merujuk
pada objek yang dimaksud.
Ø Elemen bahasa seperti
fonem, morfologi, dan sintaksis memiliki hubungan yang dinamakan Sintagmatik
dan Paradigmatik.
Bersamaan dengan perjalanan Ferdinand de Saussure, perkembangan ilmu
fonologi pun berkembang berkat Aliran Praha pada tahun 1926 yang terdiri
dari para tokoh linguistik bernama Vilem Mathesius, Nikolai S. Trubetskoy,
Roman Jakobson, dan Morris Halle. Dalam perkembangan fonologi, mereka
membedakan dengan tegas fonetik dan fonologi.
b.
Bloomfield dan
Strukturalis Amerika
Di Amerika, Leonard Bloomfield (1877-1949) dan kawan-kawannya
mengembangkan aliran linguistik struktural Amerika.Ciri utama pada aliran
mereka yaitu menolak paham mentalistik dalam melihat fenomena berbahasa dan
memihak pada aliran behaviorisme. Artinya, mereka lebih menekankan penelitian
bahasa pada sesuatu yang bisa diamati secara empirik dan mengabaikan makna atau
arti. Dan perkembangan para ahli linguistik di Amerika tergabung dalam The
Linguistics Society of America di mana mereka melaporkan hasil kerja mereka
dalam majalah berjudul Language.
2.2.3
Linguistik di Indonesia
Teori linguistik di Indonesia
banyak dipengaruhi oleh linguistik Barat (Eropa-Amerika) karena dari sanalah
para linguis banyak belajar tentang linguistic. akhir abad 19 yang disebut tata
bahasa adalah kelas kata sehingga buku-buku tata bahasa banyak mengulas tentang
hal tersebut. Hal itu karena banyak mendapat pengaruh tata bahasa tradisional
model Yunani dan Latin. Pada tahun 1940an-1960an ini karya-karya kebahasaan
dapat dibagi atas tata bahasa pedagogis (digunakan untuk pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah) dan tata bahasa teoretis.
Antara
tahun 1970an-1980an teori linguistik Indonesia ditandai penerapan teori aliran
Leiden, dan teori TG. Penelitian linguistik mulai berkembang dan banyak
mendapat pengaruh dari aliran-aliran tersebut. Para sarjana yang mencoba
menerapkan teori deskriptif Leiden antara lain Muhajir, Badudu, Ayatrohaedi,
dan Tarigan. Para sarjana yang mendapat beasiswa Ford Foundation juga mulai
menerapkan teori TG, mislanya Samsuri (yang sebelumnya beraliran
Neo-Bloomfieldian) beralih ke TG. Salah satu karyanya Tata Kalimat Bahasa
Indonesia (1985). Ada juga sarjana yang melakukan penelitian bersifat
fungsionalistis, misalnya Sudaryanto, dalam karyanya Predikat-Obyek dalam
Bahasa Indonesia (1979).
Hal
baru yang diperkenalkan dalam sistem bahasa Indonesia adalah mengenai wacana
sebagai satuan terbesar dalam hierarki gramatikal. Konsep ini diperkenalkan
Kridalaksana (1970 dan 1978).
Pada
tahun 1980an-1990an perkembangan teori
linguistik merupakan sintesis atas teori-teori yang ada. Penelitian dalam
bidang pragmatik mulai mendapat tempat cukup penting dalam penelitian
linguistik Indonesia. Selain itu, Kridalaksana mengupayakan dibangunnya sebuah
teori sintaksis yang merupakan sebuah sintesis dengan dipengaruhi oleh gerakan
fungsionalisme. Selain hal itu, beberapa kegiatan ilmiah, seminar, lokakarya,
dan semacamnya diselenggarakan guna mendorong perkembangan linguistik di
Indonesia.
Kemajuan yang dicapai sepanjang sejarah linguistik
Indonesia dalam beberapa bidang kajiannya antara lain:
1. Bidang fonologi
a. masuknya
konsep fonem (tahun 70-an)
b. masuknya
wawasan tentang unsur suprasegmental oleh Amran Halim, Intonasi (1969), dan
Hans Lapoliwa (1981) dengan fonologi generatifnya.
c. Usaha
memahami lafal bahasa Indonesia oleh Joko Kencono (1983).
2. Bidang morfologi
a. masuknya
konsep morfem (tahun 60-an)
b. pemakaian
Model IA
c. penggunaan
Model IP
3. Bidang Sintaksis
a. pengenalan
konsep hierarki gramatikal dalam linguistik Indonesia.
b. Pengenalan
konsep frasa menggunakan teori Hockett (aliran Neo-Bloomfieldian) oleh Ramlan
(1964)
c. Pengenalan
teori tagmemik oleh Kridalaksana (70-an)
d. Sudaryanto (1979)
mempertajam konsep klausa.
4. Bidang leksikografi
Muncul seorang
pelopor leksikografi modern Indonesia, yaitu W.J.S. Poerwadarminta. Kamusnya
yang terkenal adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952). Selain itu ia juga
menaruh perhatian pada bahasa Jawa dan Jawa Kuno.
Perkembangan
linguistik malahan semakin meriah pada tahun 2000 hingga sekarang ini dengan
munculnya beragam bidang dan pendekatan kajian linguistik yang dilakukan di
pelbagai universitas di Indonesia. Ada juga kecendrungan beberapa tahun
terakhir penelitian linguistik berorientasi pada eksplorasi bidang pragmatik
bahasa Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari seringnya muncul tulisan-tulisan
(jurnal, makalah, artikel, tesis, atau disertasi) yang menggali secara khusus
pragmatik bahasa Indonesia. Saya menduga-duga barangkali ini karena dipicu oleh
kolom bahasa Indonesia di harian Media Indonesia yang diasuh oleh Rahardi yang
banyak menjawab permasalahan pragmatik. Namun, untuk mengetahui perkembangan
mutakhir linguistik Indonesia saat ini diperlukan survei lagi yang lebih
mendalam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata
linguistic berasal dari bahasa latin “lingua” yang artinya
bahasa. Secara
populer orang asing menyatakan bahwa linguistic adalah ilmu tentang
bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
Sejarah linguistik di dunia terbagi
dua:
1. Linguistik Tradisional
a. Zaman yunani kuno
b. Zaman romawi
c. Zaman renaisans
d. Linguistik
bahasa Ibrani dan bahasa Arab
2. Lingustik strukturalis
a.
aliran Ferdinand de Saussure
b.
Bloomfield dan
Strukturalis Amerika
Sejarah linguistik di Indonesia
Teori linguistik di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh linguistik Barat (Eropa-Amerika) karena dari sanalah para
linguis banyak belajar tentang linguistic. Antara tahun 1970an-1980an teori
linguistik Indonesia ditandai penerapan teori aliran Leiden, dan teori TG. Pada
tahun 1980an-1990an perkembangan teori
linguistik merupakan sintesis atas teori-teori yang ada. Penelitian dalam
bidang pragmatik mulai mendapat tempat cukup penting dalam penelitian
linguistik Indonesia. Perkembangan linguistik malahan semakin meriah pada tahun
2000 hingga sekarang ini dengan munculnya beragam bidang dan pendekatan kajian
linguistik yang dilakukan di pelbagai universitas di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar