A.
Pengertian
Media Pembelajaran
Proses belajar
mengajar merupakan proses komunikasi yang memerlukan
media sebagai penyalur informasi. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Oleh sebab itu dalam konteks pembelajaran, media pengajaran dapat diberi pengertian media komunikasi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Ada beberapa pendapat yang secara lebih spesifik dan teknis tentang pengertian media pengajaran.
media sebagai penyalur informasi. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Oleh sebab itu dalam konteks pembelajaran, media pengajaran dapat diberi pengertian media komunikasi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Ada beberapa pendapat yang secara lebih spesifik dan teknis tentang pengertian media pengajaran.
1. Media
pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar (Gagne).
2. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya (Briggs).
3. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya bisa dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca (NEA ‘National Education Association’).
4. Media adalah segala sesuatu yang dapat dimanipulasi, dipandang, didengar, ataupun dibicarakan untuk menyampaikan pesan tertentu (Semi).
5. Media pendidikan adalah sarana (prasarana) yang membantu proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan dapat berhasil dengan baik (Roestiyah)
6. Media pengajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar (Subana).
7. Media pengajaran adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Winkel)
2. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya (Briggs).
3. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya bisa dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca (NEA ‘National Education Association’).
4. Media adalah segala sesuatu yang dapat dimanipulasi, dipandang, didengar, ataupun dibicarakan untuk menyampaikan pesan tertentu (Semi).
5. Media pendidikan adalah sarana (prasarana) yang membantu proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan dapat berhasil dengan baik (Roestiyah)
6. Media pengajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar (Subana).
7. Media pengajaran adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Winkel)
Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut dapat dikemukakan pengertian media pendidikan
adalah media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan media pengajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan
untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus.
Selanjutnya dapat pula diketahui bahwa:
1. media pengajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan,
2. materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan
3. tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
1. media pengajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan,
2. materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan
3. tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
B.
Landasan
Penggunaan Media Pembelajaran
Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau
informasi yang dikomunikasikan dapat terserap semaksimal mngkin oleh siswa
sebagai penerima informasi. Hal ini berarti penggunaan media dalam proses
pembelajaran bukan tanpa alasan. Ada beberapa landasan penggunaan media
pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis,dan
empiris. Landasan filosofis. Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya
berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses
pembelajaran menjadi kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi
dalam pembelajaran akan terjadi proses dehumanisasi. Benarkah pendapat
tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat
mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan
karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat
belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang
memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang
berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau
tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar maka perlu memahami makna persepsi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Bruner menyajikan tiga tingkatan modus belajar seseorang mulai yang konkret sampai dengan yang abstrak, yaitu enaktif, iconik, dan simbolik. Raymond Deno dan James S Kinder mengemukakan kutub pengalaman yang berkaitan dengan berbagai informasi itu diperoleh melalui tiga macam pengalaman yakni (1) pengalaman nyata, (2) representasi, dan (3) simbol. Sedangkan Edgar Dale membuat jenjang besar kecilnya kemungkinan terserapnya suatu informasi dengan kerucut pengalaman dalam bentuk jenjang konkrit-abstrak. Jenjang konkrit-abstrak dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbul. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment), seperti pada gambar di bawah ini.
Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar maka perlu memahami makna persepsi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Bruner menyajikan tiga tingkatan modus belajar seseorang mulai yang konkret sampai dengan yang abstrak, yaitu enaktif, iconik, dan simbolik. Raymond Deno dan James S Kinder mengemukakan kutub pengalaman yang berkaitan dengan berbagai informasi itu diperoleh melalui tiga macam pengalaman yakni (1) pengalaman nyata, (2) representasi, dan (3) simbol. Sedangkan Edgar Dale membuat jenjang besar kecilnya kemungkinan terserapnya suatu informasi dengan kerucut pengalaman dalam bentuk jenjang konkrit-abstrak. Jenjang konkrit-abstrak dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbul. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment), seperti pada gambar di bawah ini.
Selain itu
berdasarkan hasil penelitian dari Computer Technology Research (CTR) diketahui
bahwa seseorang akan mengingat 20% dari apa yang dilihat, 30% dari yang
didengar, 50% dari yang dilihat dan didengar, dan 80% dari yang dilihat,
didengar dan dilakukan. Hal tersebut membuktikan bahwa pemakaian media
pembelajaran yang tepat, bervariasi dan optimal akan memudahkan siswa
memperoleh kompetensi yang diharapkan.
Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
C.
Kegunaan
Media Pembelajaran
Penggunaan media pengajaran yang tepat akan mempertinggi proses
belajar mengajar yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil belajar siswa
secara optimal. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikemukakan alasan
mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yang sekaligus
menunjukkan kegunaan media pengajaran. Secara umum media pengajaran mempunyai
kegunaan untuk mengatasi hambatan komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas,
sikap pasif anak didik, dan mempersatukan pengamatan siswa. Adapun kegunaan
media pengajaran secara rinci, antara lain sebagai berikut.
1. Pengajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga motivasi siswa tumbuh.
2. Menkonkretkan konsep yang abstrak.
3. Bahan pengajaran tidak verbalistik dan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami.
4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
§ Memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa.
§ Memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
§ Memudahkan penggambaran objek yang sangat besar yang tidak bisa dibawa ke dalam kelas.
§ Memudahkan objek yang terlalu kompleks.
§ Memudahkan menggambarkan benda-benda berbahaya.
5. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
6. Memberikan pengalaman yang nyata, langsung, dan menyeluruh sehingga siswa akan lebih aktif melakukan kegiatan.
7. Mengembangkan sikap eksploratif.
8. Metode mengajar akan lebih bervariasi.
9. Memberikan kesamaan ‘uniformitas’ dalam pengamatan, persepsi, dan pengalaman.
10. Mengatasi hambatan komunikasi, keterbatsan fisik dalam kelas, sikap pasif pada siswa, dan mempersatukan pengamatan siswa.
2. Menkonkretkan konsep yang abstrak.
3. Bahan pengajaran tidak verbalistik dan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami.
4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
§ Memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa.
§ Memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
§ Memudahkan penggambaran objek yang sangat besar yang tidak bisa dibawa ke dalam kelas.
§ Memudahkan objek yang terlalu kompleks.
§ Memudahkan menggambarkan benda-benda berbahaya.
5. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
6. Memberikan pengalaman yang nyata, langsung, dan menyeluruh sehingga siswa akan lebih aktif melakukan kegiatan.
7. Mengembangkan sikap eksploratif.
8. Metode mengajar akan lebih bervariasi.
9. Memberikan kesamaan ‘uniformitas’ dalam pengamatan, persepsi, dan pengalaman.
10. Mengatasi hambatan komunikasi, keterbatsan fisik dalam kelas, sikap pasif pada siswa, dan mempersatukan pengamatan siswa.
D. Prinsip Umum Penggunaan Media
Pembelajaran
Prinsip umum yang berlaku untuk segala media pendidikan adalah:
1. Tersedia atau mudah menyediakannya.
2. Sesuaikan dengan tujuan dan perilaku yang dikehendaki.
3. Tidak ada satu metode dan media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain.
4. Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai untuk semua tujuan dan segala macam kegiatan belajar.
5. Media tertentu cenderung untuk lebih tepat dipakai dalam penyajian sesuatu unit pelajaran daripada media lain.
6. Penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus justru akan mengganggu, membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
7. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk menggunakan media pengajaran.
8. Media harus merupakan bagian integral dari pelajaran.
9. Anak-anak harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif.
10. Hendaknya tidak menggunakan media sekadar karena guru senang, sebagai alat pemikat, selingan, hiburan, atau pengisi waktu.
11. Peranannya membantu atau menunjang dan bukan mengganti guru.
12. Pergunakan kesempatan menggunakan media yang dapat ditanggapi untuk melatih perkembangan bahasa baik secara lisan maupun tulis.
Prinsip umum yang berlaku untuk segala media pendidikan adalah:
1. Tersedia atau mudah menyediakannya.
2. Sesuaikan dengan tujuan dan perilaku yang dikehendaki.
3. Tidak ada satu metode dan media yang harus dipakai dengan meniadakan yang lain.
4. Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai untuk semua tujuan dan segala macam kegiatan belajar.
5. Media tertentu cenderung untuk lebih tepat dipakai dalam penyajian sesuatu unit pelajaran daripada media lain.
6. Penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus justru akan mengganggu, membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran.
7. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk menggunakan media pengajaran.
8. Media harus merupakan bagian integral dari pelajaran.
9. Anak-anak harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif.
10. Hendaknya tidak menggunakan media sekadar karena guru senang, sebagai alat pemikat, selingan, hiburan, atau pengisi waktu.
11. Peranannya membantu atau menunjang dan bukan mengganti guru.
12. Pergunakan kesempatan menggunakan media yang dapat ditanggapi untuk melatih perkembangan bahasa baik secara lisan maupun tulis.
E. Pengertian Media Audio
Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima
melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas
Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder) media
pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil
perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan
menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media
Audio Menurut Sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk
menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang
auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non
verbal. Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media
Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
1. Hanya
mengandalkan suara (indera pendengaran)
2. Personal
3. Cenderung
satu arah
4. Mampu
menggugah imajinasi
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa
Media
Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara -
suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian
diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat
pemutarnya.
F. Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44
) beliau mengutip pendapatSudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah
untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang
berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai
dengan media audio ialah berupa :
1. Pemusatan
perhatian dan mempertahankan perhatian.
2. Mengikuti
pengarahan.
3. Melatih
daya analisis.
4. Menentukan
arti dan konteks.
5. Memilah
informasi dan gagasan.
6. Merangkum
, mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagai alat bantu
bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam
pemanfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman
dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu
keberhasilan. Selain itu juga, Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan
pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan
dalam: :
1. Pengajaran
musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
2. Pengajaran
Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
3. Pengajaran
melalui radio atau radio pendidikan.
4. Paket
– paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa
dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu
bidang studi.
G. Manfaat Media Audio
Pada uraian
sebelumnya telah dikemukakan tentang fungsi dari media audio.
Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran yang
sifatnya searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik
tidak bisa langsung bertanya. Namun demikian, karena sifatnya rekaman,
maka jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik dapat memutarnya kembali
secara berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai akhirnya peserta
didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang
mereka pelajari.
Untuk
mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut
:
1. Materi
yang ada di progam Audio maupun Radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta
didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini
unsur menghibur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan
senang mendengarkannya sampai program selesai.
2. Adanya
jadwal atau acara tatap muka, yaitu pertemuan antara pendidik dengan peserta
didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari
materi pembelajaran yang dikemas dalam Media Audio.
H. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio
a. Kelebihan Media Audio
Kelebihan
Media Audio , menurut Sadiman ( 2005 : 50 ) , adalah :
1. Harga
murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
2. Sifatnya
mudah untuk dipindahkan.
3. Dapat
digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau
diputar kembali.
4. Dapat
merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya
imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
5. Dapat
memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan
bahasa
Kelebihan
lainnya dari Media Audio, menurut Sadiman ( 2005 : 51 ) ,
yaitu :
1. Dapat
menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli dibidang–
bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar tergantikan.
2. Pelajaran
lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini
mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber
untuk mengadakan penelitian.
3. Dapat
menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu
dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
4. Dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
b. Kekurangan Media Audio
Kekurangan
Media Audio, menurut Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
1. Dalam
suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan
atau informasi tersebut berada ditengah – tengah pita, apalagi jika radio, tape
tidak memiliki angka – angka penentuan putaran.
2. Kecepatan
rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan kesulitan untuk
memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
Sedangkan
menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam
dunia pengajaran memiliki kekurangan antara lain :
1.
Memerlukan
suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,sehingga
pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
2.
Media Audio
yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak,
sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
3.
Karena
abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan
penguasaan pembendaharaan kata – kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4.
Media ini
hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berfikir abstrak.
5.
Penampilan
melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus
disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.
Bila tidak bisa maka akan terjadi kesalah pahaman.
I. Pengenalan Beberapa Media Audio
a. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat
digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui
beberapa kejadian dan peristiwa – peristiwa penting dan baru, masalah – masalah
kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang
cukup efektif, karena media inimampu merangsang partisipasi aktif bagi
si pendengar.
Kekurangan
media radio:
a) Hanya selintas
b) Hanya
mengandalkan suara
c) Cenderung satu
arah
Kelebihan media
radio:
a) Personal
b) Cepat
c) Jangkauan
luas
d) Imajinatif
e) Sederhana
f) Murah
dan mudah
b. Kaset Audio
Disini
khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Memiliki
keuntungan yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis, karena biaya
pengadaan dan perawatan sangat murah dan mudah didapatkan.
c. Alat perekam magnetik
Alat perekam
magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik yang mampu
merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat
ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
Macam –
macam alat penyimpanan File Audio antara lain :
a. Piringan Hitam (PH)
Alat
penyimpan file audio ( modern ) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam.
Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan
bunyi atau suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar
piringan hitam adalah Gramophone.
b. Kaset
Kaset adalah
alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu
menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas
suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset
rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio
tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.
c. CD dan DVD
CD ( Compact
Disc ) dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah mediapenyimpanan
file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain
ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas
suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaan disc tergores, kotor,
berjamur atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar
CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD player.
d. MP3
MP3
merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang
dianggap popular saat ini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga
memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio.
alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar
dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media
digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.
e. Audio digital(WAV)
WAV atau
Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file
audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat
yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod. Microsoft
juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV
maupun MP3, dengan merk Zune.
J. Dasar Pertimbangan dalam Penggunaan Media Audio
Ketika memilih untuk menggunakan media audio, seorang
guru harus memperhatikan terlebih dahulu tentang beberapa hal yang berkaitan
dengan penggunaan media audio. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan atau hambatan-hambatan yang dapat muncul ketika proses
pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang harus menjadi pertimbangan guru tersebut
antara lain.
1. Guru perlu mempertimbangkan faktor
usia siswa, karena dalam penggunaan media audio dibutuhkan kemampuan anak dalam
berpikir abstrak. Jika perlu guru harus memodifikasi media audio sesuai dengan
tingkat kemampuan anak.
2. Media audio dalam penggunaanya
membutuhkan perhatian yang lebih dari siswa, oleh karena itu diperlukan
teknik-teknik khusus jika ingin menerapkan media audio di kelas-kelas rendah.
3. Media audio bersifat auditif, oleh
karena itu diperlukan kontrol dalam penggunaanya yaitu melalui penguasaan
kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.
4. Sebelum menerapkan media audio
dalam pembelajaran , perhatikan materi pelajarannya apakah mengandung
rangsangan pendengaran yang cukup dan relevan untuk disajikan kepada siswa.
5. Materi pelajaran yang akan
diajarkan melalui media audio juga harus memiliki kriteria yaitu mengajarkan
kemampuan verbal, atau respon terhadap rangsangan verbal.
Komentar
Posting Komentar