MAKALAH PENGENALAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM (SAINS)
Disusun oleh:
·
Kartikah
(15.3.01.0873)
·
Silvia
Dewi Yasmaniar (15.3.01.0875)
Dosen pembimbing
H. Kamsudin S.Pd M.Pd.I
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar
STKIP PANGERAN DHARMA KUSUMA INDRAMAYU
Jl. KH. Hasyim Asy’ari No.1/1 Segeran
Juntinyuat Indramayu
Telp/Fax (0234) 487575 / (0234) 485176
2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang
Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak
untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Ilmu Alamiah Dasar dengan judul ” PENGENALAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(SAINS)”.
Dalam
penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit pembelajaran dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Subang, September 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................
i
Daftar Isi.............................................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang
.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
.......................................................................................................2
1.3 Tujuan
..........................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
............................................................................................................3
Bab III Penutup
...............................................................................................................14
3.1
Kesimpulan.................................................................................................................14
3.2
Saran...........................................................................................................................14
Daftar Pustaka
.................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan
yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat
berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki
upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam
semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat
rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan
alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting.
Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia
pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah
terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi.
Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di
Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan
bangsa.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu
diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang
menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA
serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah
dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa
materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara
siswa dan guru.
Oleh sebab itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di SMP
diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA.
Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di sempurnakan (KYD)
yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian ilmu pengetahuan alam
2. Apa
saja ciri-ciri ilmu pengetahuan alam
3. Apa
saja komponen penting dalam ilmu pengetahuan alam
4. Apa
saja tujuan dari pendidikan ilmu pengetauhan alam
5. Apa
saja ruang lingkup pemahaman ilmu pengetahuan alam
6. Apa
saja nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan alam
7. Apa
saja hakikat dan pembelajaran sains di sekolah dasar
8. Bagaimana sains dalam kurikulum sekolah dasar
1.3
Tujuan
1. Mengetiahui pengertian ilmu pengetahuan alam
2. Mengetiahui
apa saja ciri-ciri ilmu pengetahuan alam
3. Mengetiahui
apa saja komponen penting dalam ilmu pengetahuan alam
4. Mengetahui
apa saja tujuan dari pendidikan ilmu pengetauhan alam
5. Mengetahui
apa saja ruang lingkup pemahaman ilmu pengetahuan alam
6. Mengetahui
apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan alam
7. Mengetahui
apa saja hakikat dan pembelajaran sains di sekolah dasar
8. Mengetiahui bagaimana sains dalam kurikulum sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Telah kita ketahui bahwa Beberapa para
ahli menyatakan bahwa pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam sering disingkat dengan kata “IPA”
atau yang saat ini sering kita dengar dengan istilah Sains. Dalam arti sempit Ilmu
Pengetahuan Alam memiliki arti sebagai disiplin ilmu
yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi), yang termasuk dariphysical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia,
geologi, mineralogi, metorolagi, dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi (anotomi, fisiologi,
zoologi, citologo, embriologi, microbiologi).
Ilmu
pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin
“Scientia” yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti
ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (Social science)
maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang
mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam
bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA. sedangkan IPA
sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang natara lain kimia,
fisika, astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Untuk
mengidentifikasikan IPA dengan kata-kata atau dengan kalimat yang singkat tidak
mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA
tersebut. Terdapat beberapa definisi IPA diantaranya adalah :
1) Menurut H.W. Fowler : “Ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan
alam yang sistematis dan dirumuskan , yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”.
2) Menurut Robert B.Sund : “Ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan
pengetahuan dan juga suatu proses“. Dalam definisi ini IPA mengandung dua
unsur, yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut.
3) Definisi lainnya, yaitu menurut James B. Conant : “Ilmu
pengetahuan alam adalah suatu rangkaian konsep-konsep yang saling berkaitan dan
bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai hasil eksperiment dan
obeservasi dan bermanfaat untuk eksperimen serta observasi lebih lanjut”.
Dalam
definisi ke tiga ini terdapat tiga unsur IPA. Yang pertama, adalah serangkaian
konsep dan bagan konsep yang saling berkaitan. Yang dimaksud bagan konsep ialah
suatu konsep yang menyangkut konsep-konsep lain yang relevan. Misalnya konsep
evolusi yang menyangkut konsep mutasi, konsep variasi, konsep penyebaran
geografis. Adapun unsur kedua dari definisi IPA tersebut, berupa proses
terutama mempergunakan metoda observasi dan eksperimen. Sedangkan unsur ketiga
berupa manfaat dan penerapannya, yaitu untuk observasi dan eksperimen lebih
lanjut.
2.2 Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan Alam
Sebagai suatu produk, proses maupun
penerapan, IPA memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakan ilmu
pengetahuan lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
1) Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti
konsep-konsep dan teori IPA tetap konsisten danb berlaku dimana-mana. Hal ini
antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan
menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh
kebudayaan masing-masing tempat.
Contoh
:
Hukum
gravitasi Newton berlaku mulai dari apel-apel yang jatuh ke bumi pada berbagai
tempat, hingga bergeraknya bulan mengelilingi bumi dan juga bergeraknya
planet-planet mengelilingi matahari.
2) Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji
kebenarannya oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA
dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktu yang berbeda-beda.
Contoh
:
Berdasarkan
hasil pengamatannya, Alexis Bouvard (Perancis) mengamati bahwa terdapat
kelainan-kelainan dari orbit planet Uranus. Dua belas tahun kemudian, John Adam
(Inggris) dan Jean Leverier (Perancis) dengan perhitungan-perhitungan teoritis
menunjukkan bahwa penyimpangan orbit Uranus tersebut disebab planet lain
dibelakangnya dnegan lokasi yang dapat ditentukan. Pada tahu 1842, barulah
observatorium Berlin dapat mengamati lokasi tersebut dan menemukan planet baru
yang kemudian diberi nama Neptunus. Dengan demikian hipotesis Leverier dapat
dibuktikan kebenarannya oleh orang lain.
3) Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat
tentatif yang berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang
tidak sesuai dengan konsep dan teori tersebut.
Metoda Ilmiah Sebagai Ciri IPA
Metoda ilmiah merupakan cara-cara ilmiah
untuk memperoleh pengetahuan dan yang menentukan apakah suatu pengetahuan
bersifat ilmiah. Metode ilmiah yang digunakan, harus menjamin akan menghasilkan
pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bersifat objektif, sistematis dan
konsisten.
Metoda ilmiah terutama digunakan dalam
IPA, tetapi juga banyak juga digunakan dalam ilmu pengetahuan lain. Dalam
bentuk dan langkah-langkah sederhana, juga dapat dipergunakan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan agar memperoleh keputusan yang objektif. Adapun
langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut adalah :
1) Perumusan masalah
Langkah metoda ilmiah diawali dengan
merasakan adanya masalah dan berkeinginan untuk memecahkan masalah. Masalah
antara lain timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi
dengan keadaan yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan masalah disini umumnya
ialah berupa pertanyaan yang mengandung unsur-unsur apa, mengapa, dan bagaimana
suatu objek yang akan diteliti.
Langkah selanjutnya adalah membatasi
masalah dan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk menentukan ruang lingkup
penelitian yang akan dilakukan. Kemudian masalah tersebut perlu dirumuskan agar
menjadi jelas sehingga mempermudah langkah-langkah selanjutnya dalam memecahkan
masalah tersebut.
2) Penyusunan hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang
mengandung jawaban-jawaban sementara tentang masalah yang diteliti dan yang
harus diuji kebenaranya melalui observasi dan eksperimen. Hipotesis menunjukkan
adanya kemungkinan-kemungkinan jawaban atau dugaan-dugaan sementara tentang
masalah yang diteliti. Penyusunan hipotesis harus dilandasi
pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3) Pengumpulan data
Yaitu mengumpulkan data yang ada
hubungannya dengan masalah tersebut dan yang relevan dengan hipotesis yang
telah disusun. Pengumpulan data ini antara lain dapat dilakukan dengan mencari
informasi dari buku-buku sumber atau dari orang yang dianggap banyak mengetahui
tentang masalah tersebut (resouce persons).
Langkah selanjutnya dalah menyeleksi dan
mengklasifikasikan data. Data yang telah terkumpul diseleksi untuk dipilih data
yang erat hubungannya dengan masalah dan yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Mengklasifikasikan data berarti
menggolong-nggolongkan data sesuai dengan jenis dan kategorinya dalam
memecahkan masalah. Bila perlu data kuantitatif dapat disusun dalam bentuk
tabel atau grafik.
4) Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
melakukan pengamatan atau observasi dan dapat dilakukan dengan melalui
eksperimen. Pengujian hipotesis tidak berarti harus membenarkan hipotesis
karena suatu hipotesis dapat ditolak kebenarannya bila hasil-hasil eksperimen
atau observasi tersebut ternyata tidak mendukungnya.
Hasil-hasil eksperimen dan data yang telah
terkumpul kemudian diolah dan dianalisis untuk menentukan apakan hipotesis yang
telah diajukan ditolak atau diterima kebenarannya.
5) Pengambilan kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil
eksperimen yang telah dilakukan pada proses pengujian hipotesis ditarik
kesimpulan hipotesis mana yang ditolak dan hipotesis mana yang diterima.
Kesimpulan yang diambil merupakan pengetahuan yang telah di uji kebenarannya.
Kesimpulan tersebut juga merupakan jawaban terhadap masalah yang diteliti atau
dipecahkan, yang dikomunikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Kecuali
itu dari suatu hasil penelitian, biasanya timbul masalah-masalah baru yang
perlu diteliti.
2.3 Komponen Penting Dalam Ilmu Pengetahuan Alam
1. Ilmu
Pengetauan Alam sebagai produk ilmiah
Maslichah Asy’ari (2006: 8) berpendapat
bahwa Sains sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam
bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.
2. Ilmu
Pengetauan Alam sebagai proses ilmiah
IPA sebagai proses, menyangkut proses
atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk), inilah yang kemudian dikenal
sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan
temuan-temuan ilmiah. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang
dilakukan oleh para ilmuwan (Srini M. Iskandar, 1997: 5).
3. Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan salah satu
tindakan edukatif yang dilakukan di dalam kelas. Tindakan dapat dikatakan
bersifat edukatif bila berorientasi pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap. Guru dituntut untuk mengembangkan semua aspek tersebut. Dengan
demikian guru harus berkompeten dalam mengembangkan suatu pembelajaran.
2.4 Tujuan Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Sebagai
alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan
IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu yaitu :
a)
Memberikan pengetahuan kepada siswa
tentang dunia tempat kita hidup dan tentang bagaimana kita harus bersikap yang
benar terhadap alam. Dengan pengetahuannya, siswa diharapkan dapat memanfaakan
dan mengelola sumber daya alam secara tepat.
b)
Menanamkan sikap hidup ilmiah,
yang harus dibawanya dalam perjalanan hidupnya dan bukan hanya dalam memecahkan
masalah ilmiah saja. Sikap ini timbul dari kesadaran akan pentingnya metoda dan
sikap ilmiah yang biasa digunakan oleh para ahli IPA. Dengan memberikan latihan
kepada siswa untuk memecahkan masalah secara ilmiah, siswa akan mampu mencari jawab
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya secara ilmiah.
c)
Memberikan ketrampilan untuk melakukan
pengamatan, pengukuran dan menggunakan alat-alat. Latihan ketrampilan ini dapat
mengembangkan bakat ketrampilan tanga siswa yang berguna untik dasar-dasar
ketrampilan industri. Praktikum, percobaan-percobaa dalam pelajaran IPA adalah
bagian penting yang bermanfaat dalam mencapai tujuan pendidikan IPA. Kecuali
itu pendidikan IPA harus dapat memberikan untuk tumbuhnya
ketrampilan-ketrampilan dasar ini.
d)
Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui
cara kerja serta menghargai para ilmuwan dan penemuan-penemuannya yang telah
berguna bagi dunia. Yang perlu kita didikkan kepada para siswa untuk menghargai
para ilmuwan itu, adalah mengetahui bagaimana penemuan-penemuan itu dilakukan,
menghargai jasa pengorbanannya. Dengan demikian siswa akan tergugah untuk
melakukan percobaan dan penemuan-penemuan baru yang berguna bagi manusia.
2.5 Ruang Lingkup Pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam
1. IPA sebagai kumpulan
pengetahuan
IPA sebagai kumpulan
pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai konsep IPA yang sangat luas. IPA
dipertimbangakan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah ditemukan
sejak zaman dahulu sampai penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan
tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam.
2. IPA sebagai suatu proses penelusuran
IPA sebagai suatu proses
penelusuran umumnya merupakan suatu pandangan yang menghubungkan gambaran IPA
yang berhu-bungan erat dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Dalam
kategori ini IPA dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disi-plin yang ketat,
objektif, dan suatu proses yang bebas nilai.
3. IPA sebagai kumpulan nilai
3. IPA sebagai kumpulan nilai
IPA sebagai kumpulan nilai
berhubungan erat dengan pene-kanan IPA sebagai proses. Bagaimanapun juga,
pandangan ini mene-kankan pada aspek nilai ilmiah yang melekat pada IPA. Ini
termasuk di dalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan.
4. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia
4. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia
Proses IPA dipengaruhi oleh
cara di mana orang memahami kehidupan dan dunia di sekitarnya. IPA
dipertimbangkan sebagai suatu cara di mana manusia mengerti dan memberi makna
pada dunia di sekeliling mereka, selain juga merupakan salah satu cara untuk
mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya.
5. IPA sebagai institusi sosial
5. IPA sebagai institusi sosial
Ini berarti bahwa IPA
seharusnya dipandang dalam penegrtian sebagai kumpulan para profesional, yang
melalui IPA mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan akan hasil karya.
Para ilmuwan ini sangat terikat dengan kepentingan institusi, pemerintah,
politik, bahkanmiliter.
6. IPA sebagai hasil konstruksi manusia
6. IPA sebagai hasil konstruksi manusia
Pandangan ini menunjuk pada
pengertian bahwa IPA sebenarnya merupakan penemuan dari suatu kebenaran ilmiah
mengenai hakikat semesta alam. Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan
akumulasi kebenaran. Hal pokok dalam pandangan ini adalah IPA merupakan
konstruksi pemikiran manusia. Oleh karenanya, dapat saja apa yang dihasilkan
IPA memiliki sifat bias dan sementara.
7. IPA sebagai bagian
dari kehidupan sehari-hari
Orang menyadari bahwa apa
yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi
oleh IPA. Bukan saja pemakaian berbagai jenis produk teknologi sebagai hasil
investigasi dan pengetahuan, me-lainkan pula cara bagaimana orang berpikir
mengenai situasi sehari-hari sangat kuat dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah
(scientific approach).
Berdasarkan hasil analisis
terhadap berbagai paparan para pakar tentang ruang lingkup IPA sebagaimana
dilakukan oleh T. Sarkim (1998) maka hakikat pendidikan IPA dapat dikategorikan
kedalam tiga dimensi yaitu: Dimensi Produk, Dimensi Proses, dan dimensi sikap.
Dimensi produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan
teori-teori di dalam IPA yang merupakan ha-sil rekaan manusia dalam rangka
memahami dan menjelaskan alam bersama den-gan berbagai fenomena yang terjadi di
dalamnya. Produk IPA (konsep, prinsip, hokum dan teori) tidak diperoleh
berdasarkan fakta semata, melainkan berdasar-kan data yang telah teruji melalui
serangkaian eksperimen dan penyelidikan.
2.6 Nilai-nilai dalam Ilmu Pengetahuan Alam
Sekalipun
IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral atau etika dan juga tidak membahas
nilai-nilai keindahan atau estetika, tetapi IPA mengandung nilai-nilai tertentu
yang berguna bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan nilai disini ialah sesuatu
yang dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan
dicapai. Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan nilai dalam pembahasan ini bukanlah
nilai-nilai yang bersifat kebendaan atau bukan nilai-nilai yang dapat dikaitkan
dengan harga dan bentuk uang. Adapun nilai-nilai IPA tersebut adalah :
1) Nilai praktis
Penerapan
dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebaliknya teknologi telah membantu mengembangkan
penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi
kehidupan. Oleh karena itu, IPA telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan
yang secara langsung dan tidak langsung dapat bermanfaat. Dengan demikian IPA
mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh :
Penemuan listrik oleh Faraday telah
diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan berbagai alat listrik yang
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tentang hubungan antara IPA dan teknologi
ini Paul B.Weiz mengungkapkan bahwa IPA merupakan tanah tempat teknologi tumbuh
dan berkembang. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa antara IPA dan teknologi
terdapat hubungan saling mermbutuhkan, saling isi mengisi agar dapat terus
tumbuh dan berkembang.
2) Nilai intelektual
Metoda
ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan manusia untuk memecahkan
masalah. Tidak saja masalah-masalah alamiah tetapi juga masalah-masalah sosial,
ekonomi, dan lain-lain.
Metoda ilmiah ini telah melatih
ketrampilan dan ketekunan, serta melatih pengambilan keputusan-keputusan dengan
pertimbangan yang rasional bagi penggunaannya. Kecuali itu agar pemecahan
masalah berhasil dengan baik, maka metoda ilmiah menuntut sifat ilmiah bagi
penggunaannya. Keberhasilan memecahkan masalah ini akan memberikan kepuasan
intelektual. Dengan demikian yang dimaksud dengan nilai intelektual adalah
sesuatu yang memberikan kepuasan kepada seseorang karena dia telah mampu
menyelesaikan atau memecahkan masalah. Bedakanlah kepuasan intelektual ini dengan kepuasan seseorang pedagang yang memperoleh
untung besar atau bandingkanlah dengan seorang politikus yang bangga karena
mengalahkan lawan politiknya.
3) Nilai-nilai
sosial-ekonomi-politik
IPA
mempunyai nilai-nilai sosial-ekonomi-politik berarti, kemajuan IPA dan
teknologi suatu negara, menyebabkan negara tersebut memperoleh kedudukan yang
kuat dalam percaturan sosial-ekonomi-politik internasional.
Prestasi-prestasi
tinggi yang dapat dicapai oleh suatu negara dalam bidang IPA dan teknologi
memberikan rasa bangga akan bangsanya. Rasa bangga akan kemampuan atau potensi
nasional dan rasa bangga terhadap bangsanya adalah nilai-nilai sosial-politik suatu
negara.
Contoh :
Negara-negara yang telah maju, misalnya
Amerika, mereka sadar dan bangga terhadap kemampuan atau potensi bangsanya
dalam bidang sosial politik.
Produk
IPA dan teknologi dapat membuka jalan ke arah industrialisasi dan mekanisasi
pertanian yang dapat meningkatkan ekonomi dan neraca perdagangan suatu negara.
Sekalipun memiliki kemampuan IPAdan eknologi tinggi, tidak dapat menggali
sumber daya alamnya dengan sebaik-baiknya. Kemungkinan bahkan akan menyerahkan
pengusahaan sumber daya alam negaranya kepada bangsa lain yang hanya memikirkan
keuntungan sebanyak banyaknya, tanpa memperhatikan alamnya. Dalam hal ini maka
IPA dan teknologi memiliki nilai sosial-ekonomi.
Kemajuan
IPA dan teknologi suatu negara dapat menempatkan negara itu dalam kedudukan
pilotik internasional yang menentukan.
Contoh :
a) Ketika Amerika berhasil mendaratkan manusia di bulan dengan apolo
11, martabat Amerika dalam percaturan politik melonjak lebih tinggi.
b) Juga ketika Rusia mampu meluncurkan satelit buatannya yang
pertama, yaitu Sputnik I, martabat Rusia dimata dunia meningkat.
c) Jepang dan RRC karena kemampuan IPA dan teknologinya tinggi,
hingga banyak hasil indusrinya merebut pasar dunia, maka kedudukannya di dunia
internasional makin kuat.
4) Nilai keagamaan dari IPA
Banyak
orang berprasangka, dengan mempelajari IPA dan teknologi secara mendalam akan
mengurangi kepercayaan manusia kepada Tuhan. Prasangka tersebut didasarkan pada
alasan bahwa IPA hanya mempelajari benda dan gejala-gejala kebendaan. Prasangka
ini tidak benar makin mendalam orang mempelajari IPA, makin sadarlah orang itu
akan adanya kebenaran hukum-hukum alam, sadar akan adanya suatu ketertiban di
dalam alam raya ini dengan maha pengaturnya. Walau bagaimanapun manusia telah
berusaha untuk membaca mempelajari dan menterjemahkan alam, manusia makin sadar
akan keterbatasan ilmunya. Karena dengan keterbatasan ilmunya manusia belum dan
tidak akan pernah mengetahui asal mula dam akhir dari alam raya dengan pasti.
Contoh :
a) Anda mengetahui, berapa banyak biaya dan tenaga ahli yang
dikerahkan untuk persiapan pendaratan dibulan. Manusia tidak akan mampu membuat
atau menciptakan bulan. Oleh karena itu, makin sadarlah akan kebesaran Maha
Penciptanya.
b) Dengan susah payah dan waktu yang lama manusia dapat mempelajari
hukum gravitasi, tetapi keterbatasan ilmunya, manusia tidak mampu meniadakan
gravitasi itu sendiri. Dengan penemuan-penemuannya manusia makin sadar akan
kebesaran Tuhan.
c) Dengan mempergunakan mikroskop, manusia mampu mempelajari
kehidupan mikroorganisme, keindahan pergerakan protoplasma, serta kerumitan dan
keteraturan reaksi-reaksi di dalamnya. semua pengamatan ini akan mempertebal
kesadaran kita tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan
contoh-contoh tersebut, jelaslah seorang ilmuwan yang beragama akan lebih tebal
keimanannya kepada Tuhan. Keimanan ini tidak hanya didukung oleh dogma-dogma
saja. Keimanannya juga ditunjang oleh akal pikiran yang didukung segala
pengamatannya terhadap benda-benda dan gejala-gejala alam, yang merupakan
manifestasi kebesaran Tuhan.
2.7 Hakikat Pembelajaran Sain di Sekolah Dasar
Ilmu pengetahuan
alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan di atas merupakan disiplin
ilmu yang terdiri dariphysical
sciences (ilmu
fisika) dan life sciences (ilmu biologi).
Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi,
meteorologi,dan fisika,sedangkan life
science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,
dan mikrobiologi.
IPA (Sains)
berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak
habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta
mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas dan
lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak
tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini
adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali
dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi
budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer),
ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of
Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).
IPA membahas
tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
obervasi dan eksperimen.
2.8
Sains Dalam Kurikulum Sekolah Dasar
Dari uraian
yang telah dibahas sebelumnya, Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai
Obyek, menggunakan metode ilmiah sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Setiap
guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar.
Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam
kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan sains
dimasukan di kurikulum sekolah dasar yaitu:
·
Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak
perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak
sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains
merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung
pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi
Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup
luas mengenai berbagai gejala alam.
·
Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka
sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir
kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri".
Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan
suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak
diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
·
Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang
dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang
bersifat hafalan belaka.
·
Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan
yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara
keseluruhan.
Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang
secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD
didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja
ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Mata pelajaran ini pula digunakan
dalam UN dan UASBN.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Ilmu
Pengetahuan Alam memiliki arti sebagai disiplin ilmu
yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi).
·
Ciri-ciri ilmu pengetahuan alam:
1)
Bersifat universal
2)
Dapat diuji kebenarannya
3)
Kemungkinan dapat berubah apabila ditemukan fakta baru
·
Metode ilmiah ipa:
1)
Perumusan masalah
2)
Penyusunan hipotesis
3)
Pengumpulan data
4)
Pengujian hipotesis
5)
Pengambilan kesimpulan
·
Ruang lingkup ilmu pengetahuan alam:
1)
IPA sebagai kumpulan pengetahuan
2)
IPA sebagai proses penelusuran
3)
IPA sebagai kumpulan nilai
4)
IPA sebagai cara untuki mengenal dunia
5)
IPA sebagai instusi sosial
6)
IPA sebagai hasil konstruksi manusia
7)
IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
·
Nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan alam:
1)
Nilai praktis
2)
Nilai intelektual
3)
Nial sisoal ekonomi politik
4) Nilai keagamaan
3.2 Saran
Makalah
ini hanya sekedar ringkasan materi dari apa yang telah kami pelajari tentang
pengenalan ilmu pengetahuan alam. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar