Langsung ke konten utama

Ujian Akhir Semeseter Bimbingan Konseling PGSD semester IV



1.      Apakah yang harus dilakukan konselor/guru BK untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu sendiri?
Jawab:
Pertama, konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut. Konselor juga memberikan kesempatan kepada seluruh personal sekolah dan siswa untuk mengetahui program-program yang hendak dijalankan itu.
Kedua, konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa. Dalam hal ini, konselor harus menonjolkan keprofesionalannya, tetapi tetap menghindari sikap elitis atau kesombongan/keangkuhan profesional.
Ketiga, konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional dan menerjemahkan perannya itu ke dalam kegiatan nyata. Konselor harus pula mampu dengan sebaik-baiknya menjelaskan kepada orang-orang dengan siapa ia akan bekerja sama tentang tujuan yang hendak dicapai oleh konselor serta tanggung jawab yang terpikul di pundak konselor.
Keempat, konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami permasalahan emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka guru, konselor dan personal sekolah lainnya.
Kelima, konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang sukup parah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional, khususnya melalui penerapan program-program kelompok, kegiatan pengalaman di sekolah dan kegiatan di luar sekolah, serta bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
Keenam, konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya. Konselor memiliki kesempatan yang baik untuk menegakkan cara bimbingan dan konseling profesional apabila ia memiliki hubungan yang saling menghargai dan saling memperhatikan dengan kepala sekolah.

2.      Jelaskan dua teknik dasar pemahaman individu dari setiap pendekatan tes dan non tes yang paling dapat anda lakukan sebagai guru!
Jawab:
Teknik dasar pemahaman individu:
a)      Pendekatan Tes
Pendekatan tes merupakan teknik dasar pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat pengukuran. Tes ini disusun secara sistematis untuk mengukur kemampuan peserta didik. Sebagai guru mata pelajaran matematika bentuk tes yaitu berupa soal dalam latihan, ulangan harian, tes semester, dan ujian. Soal-soal tersebut dirancang oleh guru dalam menilai dan mengukur tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. Selain itu hasil dari tes akan dianalisis oleh guru untuk melihat tingkat kesulitan dalam konsep mana yang umumnya terjadi pada peserta didik. Dengan demikian, guru akan memperbaiki dalam bentuk refleksi mengenai proses pembelajaran selanjutnya.
b)      Pendekatan Non-Tes
Pendekatan non-tes merupakan teknik pemahaman individu yang dirancang yang tidak menggunakan alat-alat yang sifatnya mengukur, tetapi langsung dideskripsikan sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Obsevasi merupakan pendekatan non-tes yang dilakukan oleh guru mata pelajaran di sekolah. Pendekatan kualitatif dengan observasi merupakan pendekatan non-tes dengan teknik langsung memperhatikan dan memahami berbagai gejala tingkah laku peserta didik. Dengan observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting. Tujuan utama pendekatan ini yaitu untuk mengetahui aktivitas dan perhatian yang dilakukan peserta didik pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Oleh karena itu, pendekatan non-tes harus dikuasai guru mata pelajaran.

3.      Jelaskan akibat yang ditimbulkan dari adanya faktor-faktor negatif  pada diri individu!
Jawab:
1. Akibat  Bagi Pelaku
       a.    Memberikan pengaruh ps
ikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.

      b.    Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.

      c.    Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.

      d.    Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2. Akibat Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
      a.    Dapat mengganggu keamanan
, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.

      b.    Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.

       c.    Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.

      d.    Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
4.  Jelaskan disertai contoh masalah siswa di sekolah dan upaya yang dapat anda lakukan sebagai Guru untuk membantu siswa menangani masalah tersebut!
a.       masalah pribadi
b.      masalah sosial
c.       masalah belajar
d.      masalah karir

Jawab:
a.       Masalah Pribadi
Contohnya yaitu ketika peserta didik sering bolos atau tidak masuk kelas. Ketika ditelusuri penyebabnya ternyata peserta didik ini memiliki masalah pribadi yaitu ekonomi yang rendah. Sehingga peserta didik ini bekerja setiap malam sampai pagi untuk membantu ibunya mencari nafkah. Sebagai guru mata pelajaran matematika yang mempunya rasa empati tentunya tidak bisa tinggal diam saja, tetapi harus ada pendekatan dan usaha untuk mengajak anak tersebut agar masuk kelas kembali seperti biasa. Hal yang pertama dilakukan yaitu melakukan pendekatan secara interpersonal. Setelah peserta didik dan guru telah dianggap telah memiliki hubungan yang dekat, langkah selanjutnya yaitu melakukan masukan/saran kepada peserta didik tersebut dengan menawarkan solusi pengganti kerja padanya ketika malam hari. Penawaran solusinya yaitu dengan mengembangkan bakat/kemampuan dia untuk dieksplor/dibimbing dan diterapkan misalnya dalam seni, membantu les matematika, membantu program diskusi kelompok pelajaran atau keterampilan lainnya. Dengan pengembangan bakat tersebut peserta didik bisa belajar seperti biasanya di sekolah dan mendapatkan uang tambahan. Namun sebelumnya sebagai guru melakukan diskusi dengan guru, BK, dan tenaga kependidikan lainnya agar siswa tersebut diberi kesempatan kembali. Selain itu, pendekatan kepada orang tua juga penting. Bicarakan dengan orang tua bahwa untuk saat ini belajar di sekolah sangat dianjurkan untuk kehidupan yang lebih baik. Ketika semua komponen sepakat maka masalah pribadi dari peserta didik tersebut dapat terselesaikan.
b.      Masalah Sosial
Contoh masalahnya yaitu merasa minder dengan teman-teman kelasnya sehingga bersikap individual dan melakukan aktivitas sendiri. Tentunya hal tersebut jangan sampai ada di sekolah, karena akan berdampak pada proses pembelajaran. Padahal di Kurikulum 2013 kompetensi inti yang kedua yaitu dari aspek sosial yang menuntut siswa untuk mampu bekerja sama dengan peserta didik lainnya, mengutarakan pendapat, belajar secara aktif dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai guru mata pelajaran harus memahami mengapa peserta didik tersebut tidak mampu bersosialisasi dengan peserta didik lainnya. Setelah tahu penyebabnya guru harus mampu merangkul peserta didik lainnya agar tidak belajar sendiri, tapi belajar bersama-sama. Tidak ada peserta didik yang dibedakan perlakuannya, semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh bimbingan dari guru. Setiap pembelajaran di kelas, guru juga harus memperhatikan semua tingkah laku peserta didik dan menekankan untuk bekerja sama satu sama lainnya. Dengan desain pembelajaran seperti ini, semua peserta didik tidak akan merasa minder apalagi bekerja sendiri.
c.       Masalah Belajar
Contoh masalahnya yaitu peserta didik yang nilai matematika yang diperoleh jauh dibawah rata-rata dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Langkah yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengidentifikasi mengapa hal tersebut bisa terjadi, apakah memang konsep/materi yang susah, cara belajar yang tidak cocok, kondisi rumah/sekolah atau faktor lainnya. Jika memang peserta didik yang memiliki kemampuan daya serap yang kurang jangan biarkan dia belajar sendiri, tapi mesti ada yang membimbing peserta didik tersebut di waktu lain (teman sebaya). Karena kemungkinan ketika belajar di kelas peserta didik tersebut merasa malu jika harus mengulang materi kembali. Oleh karena itu agar kemampuannya dapat berkembang secara optimal teman sebaya sangat dibutuhkan. Guru menunjuk teman yang dekat yang mampu belajar bersama-sama dengan nyaman. Dan apabila masih memperoleh nilai yang rendah perlu diperhatikan cara belajar yang cocok. Guru mengarahkan siswa tersebut untuk memilih cara belajar yang dapat meningkatkan kemampuan matematisnya, seperti mengulang pembelajaran setiap pulang sekolah, rajin mengerjakan soal-soal rutin atau bahkan berkunjung ke guru mata pelajaran yang bersangkutan. Berikan motivasi bahwa dengan belajar, berusaha dengan ulet kemampuannya dapat meningkat. Dengan langkah-langkah bimbingan dan konseling tersebut masalah belajar yang dialami oleh peserta didik dapat teratasi.
d.      Masalah Karir
Contoh masalah karir yaitu biasanya dalam penentuan jurusan. Peserta didik menginginkan masuk jurusan IPS tetapi orang tua menginginkan anaknya masuk ke IPA dengan alasan bahwa jurusan di IPA memiliki prospek yang jelas dan nyata. Masalah seperti itu secara tidak langsung menuntut anak untuk belajar bukan di bidangnya. Hal ini sangat sulit untuk dilalui, karena rasa tidak nyaman dalam belajar akan berdampak buruk pada psikologinya. Sebagai guru mata pelajaran matematika yang otomatis ada di jurusan IPA dan IPS, harus paham kondisi peserta didik. Jika dia tidak menginginkan masuk ke jurusan yang dituju kenapa alasannya. Berikan pengertian bahwa orang tua pasti menginginkan anaknya suskses. Jika memang tetap tidak bisa dirubah keputusannya maka guru harus dapat membimbing peserta didik dari mata pelajaran yang bersangkutan agar peserta didik tersebut mampu membuktikan kepada orang tuanya bahwa dengan masuk ke jurusan IPS, dia dapat berprestasi dan mampu membanggakan orang tua dengan nilai-nilai yang bagus. Tidak hanya asal bicara saja tetapi harus ada pembuktian kepada orang tua. Selain itu, dari pihak sekolah pun harus bekerja sama untuk menentukan jalur peminatan peserta didik. Berikan pengertian kepada orang tua juga bahwa background anak ada di jurusan IPS yang harus dikembambangkan pula di kelas IPS, bukan di kelas IPA. 

5.  Jelaskan Empat Jenis komponen program Bimbingan dan Konseling (layanan dasar, Layanan Responsif, Layanan Perencanaan Individual dan Dukungan sistem), sebutkan contoh strateginya dan uraikan apa yang dapat anda lakukan sebagai guru mata pelajaran dalam setiap jenis layanan!
Jawab:
a.       Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik yang dilakukan oleh guru secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan yang terjadwal di kelas ataupun kelompok sehingga tugas perkembangan peserta didik berkembang secara optimal. Contoh strategi dalam layanan dasar yaitu bimbingan klasikal, pelayanan informasi, pelayanan orientasi, bimbingan kelompok, dan pelayanan pengumpulan data. Sebagai guru mata pelajaran matematika hal yang dilakukan yaitu membantu siswa dalam memahami diri sendiri dan mengembangkan keterampilan yang dimiliknya terutama dalam bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok. Hal ini dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu dalam mengukur kemampuan individu. Selain itu, melalui layanan ini pendidik dapat membimbing peserta didik secara lebih dekat di kelas.
b.      Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera jika tidak dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru dan alih tangan kepada ahli lain adalah contoh-contoh pelayanan responsif. Sebagai guru mata pelajaran jika peserta didik memiliki masalah terutama dalam pembelajaran matematika yaitu misalnya mencontek dan berbohong setiap ujian. Hal ini tentunya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Hal utama yang harus dilakukan oleh guru yaitu tidak langsung memarahi peserta didik tersebut di depan teman-temannya karena nantinya akan menimbulkan rasa dendam, tapi dilakukan bimbingan konseling individual. Dengan strategi seperti ini lambat laun peserta didik tersebut dapat berubah ke arah yang lebih baik.


c.       Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas, mengambil keputusan atas dasar pemahaman diri dan lingkungannya yang berkaitan dengan perencanaan masa depan. Hendaknya guru tidak memaksakan pilihan yang belum tentu peserta didik pilih. Strategi yang dilakukan oleh guru yaitu tidak memaksakan kehendak guru agar peserta didik memilih mata pelajaran peminatan (Kurikulum 2013) tapi berilah kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat, dan karakteristik yang dia miliki di bidangnya. Guru hanya mengarahkan, membimbing, dan memberi pandangan mengenai positif dan negatif mengenai dampak kemungkinan yang dilakukan. Dengan strategi tersebut peserta didik akan bersikap dewasa dan mampu menganalisis kekurangan dan kelebihan dirinya.
d.      Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan bimbingan dan konseling secara berkelanjutan, namun tidak secara langsung memberikan bantuan kepada peserta didik, karena dukungan sistem ini berisikan kegiatan atau tindakan yang bertujuan untuk memperlancar penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi aspek-aspek pengembangan jejaring (networking), kegiatan manajemen, serta riset dan pengembangan. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus bekerja sama dengan tenaga kependidikan lainnya atau bahkan dengan orang tua serta masyarakat. Selain itu, jika guru telah mendapatkan ilmu/wawasan dari hasil pengembangan kemampuan pendidik, tidak hanya dipahami oleh sendiri tapi harus di transferkan atau di diskusikan dengan tenaga kependidikan lainnya sehingga kondisi yang kondusif serta menciptakan masyarakat belajar yang saling mendukung sama lain. Iklim seperti inilah yang dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

6. Jelaskan prinsip BK yang berkaitan dengan pengorganisasian, minimal 4!
Jawab:
1.      Program layanan bimbingan di sekolah harus dirumuskan dengan jelas.
2. Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing
3. Penempatan petugas-petugas bimbingan harus disesuaikan dengan kemampuan potensi-ppotensi (bakat, minat dan keahlian masing-masing)
4. Program bimbingan hendaknya diorganisasikan secara sederhana
5. Menciptakan jalinan kerjasama yang efisien diantara petugas bimbingan di sekolah dan di luar sekolah yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah.
6. Organisasi harus dapat memberikan informasi yang penting bagi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling
7. Program layanan bimbingan harus merupakan suatu program yang integral dengan keseluruhan program pendidikan di sekolah.
7. jelaskan keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru BK sebagai konselor!
Jawab:
Konselor yang terampil adalah yang mengetahui atau memahami sejumlah keterampilan tertentu dan mampu mengimplementasikan dalam proses konseling. Secara umum proses konseling terbagi atas tiga tahap yaitu : pertama, tahap awal (tahap identifikasi masalah). Kedua, tahap pertengahan (tahap kerja dengan masalah tertentu). Ketiga, tahap akhir (action). Berikut akan dijelaskan masing-masing keterampilan dalam masing-masing tahapan konseling.
       A.    Tahap Awal Konseling
      Tahap awal konseling disebut dengan tahap identifikasi masalah. Dalam tahap ini ada sejumlah keterampilan yang bisa diterapkan oleh konselir yaitu :

1.      Keterampilan Atending (Attending Skills)
      Keterampilan attending adalah perilaku konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak mata dengan klien, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Keterampilan attending juga mencerminkan bagaimana konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam perilaku diatas.

2.      Keterampilan Mendengarkan
      Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan pembimbing atau konselor menyimak atau memperhatikan penuturan klien selama proses berlangsung.

3.      Keterampilan Berempati (Emphaty Skills)
      Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diawali dengan simpati, yaitu kemampuan konselor memahami perasaan, pikiran, keinginan, dan pengalaman klien.




4.      Keterampilan Refleksi
  Refleksi adalah keterampilan pembimbing atau konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbalnya.

5.      Keterampilan Eksplorasi
      Istilah eksplorasi bisa berarti penelusuran atau penggalian. Keterampilan eksplorasi adalah suatu keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pikiran dan pengalaman klien 

6.      Keterampilan Bertanya
  Keterampilan bertanya adalah suatu kemampuan pembimbing atau konselor mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sesi konseling. Keterampilan ini penting dimiliki oleh setiap konselor. Tanpa keterampilan ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan konselor mungkin tidak dipahami klien sehingga ia tidak bisa menjawab (diam). Tanpa keterampilan ini, konselor juga akan mengalami kesulitan membuka sesi konseling.

7.      Keterampilan Menangkap Pesan Utama (Parapharasing)
  Dalam sesi konseling sering klien mengemukakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara berbelit-belit. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan konselor menangkap pesan utama (ide utama) dari penuturan-penuturan klien selanjutnya ditanyakan secara sederhana dan disampaikan dengan bahasa sendiri oleh konselor, sehingga mudah dipahami.

8.      Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal
      Keterampilan memberikan dorongan minimal adalah kemampuan konselor memberikan dorongan langsung dan singkat terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien. Melalui keterampilan ini, klien akan selalu terlibat dalam pembicaraan dan terbuka. Tujuan keterampilan ini adalah menjadikan klien terbuka dan bersedia untuk berbicara serta dapat mengarahkan agar pembicaraan (wawancara konseling) mencapai tujuan.






B.     Tahap Pertengahan

1.      Keterampilan Menyimpulkan Sementara
      Keterampilan menyimpulkan sementara adalah suatu kemampuan konselor bersama klien untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam atau memperjelas fokus wawancara konseling.

2.      Keterampilan Memimpin
      Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak menyimpang, konselor harus memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3.      Keterampilan Memfokuskan
      Seorang konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien. Keterampilan ini akan membantu klien memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan.

4.      Keterampilan Melakukan Konfrontasi
      Konfrontasi merupakan suatu kemampuan konselor menantang klien untuk melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi (ketidakkonsistenan) antara perkataan dengan bahasa badan atau perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan dan sebagainya.

5.      Keterampilan Menjernihkan (Clarifying)
      Keterampilan menjernihkan adalah kemampuan konselor menjernihkan atau memperjelas ucapan-ucapan klien yang samar-samar, kurang jelas, dan agak meragukan.

6.      Keterampilan Memudahkan (Facilitating)
      Facilitating adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas sehingga komunikasi dan partisipasi meningkat serta proses konseling berlangsung secara efektif.



7.      Keterampilan Mengarahkan (Directing)
      Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk berpartipasi secara penuh dalam proses koseling. Melalui keterampilan ini, konselor mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkannya agar berbuat sesuatu.

8.      Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
      Minimal encouragement atau keterampilan memberikan dorongan minimal adalah suatu upaya konselor memberikan dorongan secara langsung dan singkat agar kliennya selalu terlibaat dalam pembicaraan dan dirinya terbuka. Keterampilan ini bertujuan agar klien terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.

9.      Keterampilan Sailing (Saat Diam)
      Dalam proses konseling, diam atau tidak bersuara bisa menjadi teknik konseling. Oleh sebab itu konselor harus memanfaatkan situasi ini. Keadaan diam akan membantu konselor : (a) untuk mendorong klien untuk berbicara, (b) membantu klien untuk lebih memahami dirinya, (c) setelah diam, klien dapat mengikuti ekspresi yang membawanya berpikir dan bangkit dengan tilikan yang mendalam, (d) mengurangi kecepatan wawancara.

10.  Keterampilan Mengambil Inisiatif
      Mengambil inisiatif perlu dilakukan oleh konselor apabila klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang partisipatif. Konselor dapat mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berpartisipasi dan berinisiatif dalam menuntaskan pembicaraan.

11.  Keterampilan Memberikan Nasihat
      Nasihat bisadiberikan kepada klien apa bila ia meminta. Meskipun demikian pemberian nasihat tetap perlu harus dipertimbangkan.hal yang harus dijaga untuk memberi nasihat adalah tujuan konseling, yakni kemandirian klien harus tetap tercapai.

12.  Keterampilan Memberi Inpormasi
      Informasi diberikan oleh konselor kepada klien harus hal-hal yang diketahui konselor. Apabila konselor tidak mengetahui informasi apa yang dikehendaki klien, konseler secara jujur harus mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi tersebut. Sebaliknya, apabila konselor mengetahui, sebaiknya upayakan agar klien tetap mengusahakannya [klien mencari sendiri sumber informasi tersebut].

13.  Keterampilan Menafsirkan atau Interpretasi
      Keterampilan menafsirkan atau interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori. Sifat-sifat subjektif tidak boleh dimasukkan kedalam interpretasi.

C.    Tahap Akhir (Action)

1.       Keterampilan Menyimpulkan
       Keterampilan menyimpulkan merupakan kemampuan konselor mengambil inti pokok pembicaraan selama proses konseling berlangsung. Kesimpulan pembicaraan atau wawancara konseling bisa dilakukan konselor bersama klien. Dari kesimpulan pembicaraan dapat diketahui : (a) bagaimana keadaan perasaan klien saat ini, (b) apa rencana klien selanjutnya, (c) pokok-pokok pembicaraan apa yang akan dibicarakan pada sesi selanjutnya.

2.      Keterampilan Merencanakan
      Menjelang sesi akhir wawancara konseling, konselor harus dapat membantu klien untuk dapat membuat rencana berupa suatu program untuk action, yaitu rencana perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan klien. Rencana yang baik harus merupakan hasil kerja sama antara konselor dengan klien. Dengan demikian, keterampilan merencanakan adalah kemampuan konselor merencanakan tindakan nyata (action) yang produktif bagi kemampuan kliennya.

3.      Keterampilan Menilai (Mengevaluasi)
      Keterampilan menilai atau mengevaluasi berarti kemampuan konselor menetapkan batas-batas atau ukuran-ukuran keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan. Melalui keterampilan ini, konselor menetapkan sisi mana dari proses konseling yang telah dicapai dan sisi mana yang belum. Selain itu juga bisa ditetapkan kendala apa yang menjadi penghambat proses konseling. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi ditentukan apa tindak selanjutnya (follow up-nya).



4.      Keterampilan Mengakhiri Konseling
      Keterampilan mengakhiri konseling merupakan suatu kemampuan konselor menutup sesi konseling. Secara umun penutupan sesi konseling dilakukan oleh konselor dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (a) mengatakan bahwa waktu konseling akan berakhir, (b) merangkum isi pembicaraan (isi wawancara konseling), (c) menunjukkan kepada klien tentang pertemuan yang akan datang, (d) mengajak klien berdiri sambil menunjukan isyarat gerak tangan, (e) menunjukan catatan-catatan singkat kepada klien tentang hasil pembicaraan (hasil wawancara konseling), dan (f) memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien apabila diperlukan.

8. Jelaskan konsep dasar dari diagnostic kesulitan belajar, dan jelaskan prosedur diagnostiknya!
Jawab:
       Diagnostik menurut KBBI adalah penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.sedangkan kesulitan belajar didefinisikan sebagai rendahnya kepandaian yang dimiliki seseorang dibandingkan dengan kemampuan yang seharusnya dicapai orang itu pada umur tersebut. Kesulitan belajar ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang baik di sekolah, di keluarga, atau bahkan dalam lingkungan sekitar. Jadi dapat disimpulkan bahwa diagnostik kesulitan belajar adalah proses menemukan masalah atau kendala peserta didik dalam belajar dengan meneliti apa peneyebabnya atau gejala-gejalan baik hambatan atau kesulitan dalam belajar yang nampak.
Prosedur Diagnostik Kesulitan Belajar
Dalam melakukan diagnostik kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, setidaknya ada tiga langkah umum yamg harus ditempuh oleh seorang guru, yaitu:
a. Mendiagnostik kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, yaitu dengan cara mengidentifikasi kasus dan melokalisasikan jenis dan sifat kesulitan belajar terebut.
b.      Mengadakan estimasi (prognosis) tentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.
c.     Mengadakan terapi, yaitu menemukan berbagai kemungkinan yang dapat dipergunakan dalam rangka penyembuhan atau mengalami kesulitan belajar yang dialamu oleh siswa tersebut.

Dalam hal ini, guru senantiasa secara teratur memantau dan menerima informasi tentang kemajuan belajar siswa. Informasi yang diterima dapat dijadikan sebagai diagnostik mengenai kondisi belajar siswa. Informasi yang diterima dapat dijadikan umpan balik untuk memantau penguatan yang dimiliki siswa dalam setiap unit pembelajaran, mengakui apakah siswa itu sudah belajar dengan baik atau belum, dan mengidentifikasi siswa-siswa ternyata mengalami kesulitan belajar.

9. Jelaskan bimbingan yang bersifat:

a. Prefentif
b. Kuratif
c. Korektif
d. Preservatif
e. Development

Jawab:
a.preventif
Bimbingan yang bersifat prefentif (pencegahan) adalah pemberian bantuan kepada siswa sebelum menghadapi kesulitan atau persoalan yang serius. Cara yang ditempuh bermacam-macam, antara lain : memelihara situasi yang baik dan menjaga situasi itu agar tetap baik. Dalam hal ini hubungan siswa dengan guru dan staf yang lain harus dijaga sebaik mungkin. Saling mengerti kedudukannya sehingga satu dengan yang lainnya tidak saling membenci. Demikian juga guru dalam menyampaikan materi harus disesuaikan dengan keadaan anak. Minat anak dan guru berusaha semaksimal mungkin menimbulkan semangat anak agar tidak merasa bosan terhadap guru dan materi yang diberikan.
b. kuratif (Penyembuhan)
Bimbingan yang bersifat kuratif yaitu uasaha bantuan yang diberikan pada murid selama atau setelah murid mengalami persoalaan serius. Dengan maksud utama agar murid yang bersangkutan terbebaskan dari kesulitan.
Dalam rangka pemberian bantuan yang diberikan secara sistimatis kepada klien digunakan berbagai langkah dan tehnik agar orang yang bersangkutan mampu untuk memecahkan segala problem yang dihadapi, apakah itu yang bersifat pribadi yang mengganggu perasaan, frustasi dan menghadapi untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
c. Korektif
Memberikan konseling kepada siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan, yang tidak dapat dipecahkan sendiri, yang membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
d.  Preservatif
Usaha untuk menjaga keadaan yang telah baik agar tetap baik dengan selalu menjaga hubungan agar tetap baik.
e. Development
Fungsi pengembangan (development), yaitu bantuan yang diberikan konselor kepada siswa agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal. Siswa menyadari akan potensi yang dimiliki akan berusaha memanfaatkan potensi tersebut dengan sungguh-sungguh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah seni musik tradisional nusantara

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta ini, diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki sifat turun-temurun secara tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang turun temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik ini sering disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena musik tradisional yang ada di Indonesia merupakan hasil karya cipta setiap suku bangsa (Batak, Dayak, Mentawai, Papua, Riau, Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya) yang hidup di bumi ini. Maka banyaknya jenis musik yang ada di tentukan oleh jumlah suku bangsa Indonesia yang cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa yang hidup di Indonesia memiliki jenis musik yang berbeda dengan musik yang berkembang pada suku-suku bangsa lainnya di Negeri ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik tradisional adalah merup

Makalah Sejarah Linguistik

MAKALAH  SEJARAH LINGUISTIK Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Linguistik Umum Disusun oleh: Silvia Dewi Yasmaniar (15.3.01.0875)                                                         Dosen pembimbing Holik Mulyono S.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PANGERAN DHARMA KUSUMA INDRAMAYU 2015 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.   Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang saya ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang linguistik dengan judul ”SEJARAH LINGUISTIK”. Dalam penyusunannya, saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanal

Karya Ilmiah: Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG KARYA ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran B iologi oleh: Catur Daniarsih Chintya Refilita Eva Oktaviani Silvia Dewi Yasmaniar Siti Rukoyah Sofiah Kelas:   XI I IPA 4 DINAS PENDIDIKAN NASIONAL SMA NEGERI 1 CIASEM Jalan Margasari 2 Sukamandi – Subang 41256 Telp.(0260) 520 190 Website : http//www.sman1ciasem.com Tahun Pelajaran 201 4 /201 5 Karya ilmiah yang berjudul PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG telah dibaca dan disetujui pada November 2014 oleh Kepala SMA Negeri 1 Ciasem,                                        Pembimbing, Ujang Sonjaya, S.Pd, M.M                                              Rina Linawati S.Pd . NIP 19641111198803100                                               NIP 197506221999032003 Ku persembahkan tuk: 1.       Bapak dan Ibu tercinta. 2.       Ibu gur